حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سَلِيمِ بْنِ حَيَّانَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَا قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُبَاعَ الثَّمَرَةُ حَتَّى تُشَقِّحَ فَقِيلَ وَمَا تُشَقِّحُ قَالَ تَحْمَارُّ وَتَصْفَارُّ وَيُؤْكَلُ مِنْهَا
2046. Telah menceritakan kepada kami Musaddaad telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yusuf dari Salim bin Hayyan telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Mina; Aku
mendengar Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
telah melarang menjual buah-buahan hingga 'tusyaqqah' alias sempurna. Ditanyakan apa
ang dimaksud dengan 'tusyaqqah'. Dia menjawab: "Jadi kemerahan dan kekuningan
sehingga dapat dimakan".
0 Comments
Posting Komentar