حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَلَّامٍ قَالَ سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ فَرْقَدٍ قَالَ سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ عُرْوَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
تَقُولُ
{ وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَنْ كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ }
أُنْزِلَتْ فِي وَالِي الْيَتِيمِ الَّذِي يُقِيمُ عَلَيْهِ وَيُصْلِحُ فِي مَالِهِ إِنْ كَانَ فَقِيرًا أَكَلَ مِنْهُ بِالْمَعْرُوفِ
2060. Telah menceritakan kepada saya Ishaq telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair
telah mengabarkan kepada kami Hisyam dan diriwayatkan pula telah menceritakan kepada
saya Muhammad bin Salam berkata; Aku mendengar 'Utsman bin Farqad berkata; Aku
mendengar Hisyam bin 'Urwah menceritakan dari Bapaknya bahwa dia mendengar 'Aisyah
radliallahu 'anha berkata, (tentang ayat QS. An-Nisaa' ayat 6 yang artinya (barangsiapa
diantara pemelihara itu yang mampu maka hendaknya ia menehan diri dari memakan harta
anak yatim itu, dan barangsiapa yang miskin maka ia boleh makan harta itu menurut yang
patut), ayat ini turun pada wali anak yatim yang memelihara dan menjaga hartanya, dan jika
ia seorang miskin maka ia boleh memakannya dengan cara ma'ruf (yang patut).
0 Comments
Posting Komentar